Surabaya - Lian Febriani yang sempat menghilang secara
misterius diduga telah dicuci otaknya. Kejahatan dengan modus cuci otak
biasanya menggunakan dua teknik yakni sugesti dan lawball.
Psikolog dari Universitas Airlangga, Surabaya, Margaretha mengajak kita untuk mewaspadai tren kejahatan yang marak belakangan ini. Dia berpesan, jangan senang dulu apabila ada orang tak dikenal memberi perhatian lebih pada Anda. Perhatian yang mendadak dan terkesan berlebihan harus diwaspadai. Sebab bisa saja, orang tersebut memiliki maksud buruk atau bahkan berniat mencuci otak Anda.
Menurut Margaretha, konsep pencucian otak merupakan terminologi yang sangat umum. Dari perspektif komunikasi, pelaku kejahatan ini mendekati calon korban dengan proses persuasi. Proses yang secara sadar bertujuan untuk mempengaruhi orang berperilaku sesuatu.
"Pencucian otak sangat bisa berhasil dengan proses persuasi yang sangat profesional. Bisa dengan teknik lowball atau juga sugesti," kata Psikolog Universitas Airlangga (Unair), Margaretha, S.Psi., G.Dip. Psych., M.Sc saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (11/4/2011).
Teknik lowball, lanjut Margaretha, biasanya diawali dengan sebuah permintaan halus. Permintaan ringan yang disodorkan berlangung terus menerus. Misalnya, seseorang meminta pertolongan secara materil.
"Kejahatan dengan teknik lowball ini dilakukan dengan jangka waktu lama dan dilakukan secara berulang-ulang pada korban yang sama. Semakin lama, si pelaku semakin memberikan permintaan yang semakin berat. Teknik pencucian otak ini dilancarkan kepada calon korban secara sadar," jelas wanita yang juga menjabat sebagai humas Fakultas Pasikologi Universitas Airlangga.
Sedangkan, teknik sugesti digunakan si pelaku dengan menyerang alam tak sadar calon korban. Biasanya masyarakat lebih akrab dengan teknik gendam. Calon korban diserang dalam posisi tenang yakni pada saat istirahat atau tahap gelombang otak mengarah tenang.
Psikolog dari Universitas Airlangga, Surabaya, Margaretha mengajak kita untuk mewaspadai tren kejahatan yang marak belakangan ini. Dia berpesan, jangan senang dulu apabila ada orang tak dikenal memberi perhatian lebih pada Anda. Perhatian yang mendadak dan terkesan berlebihan harus diwaspadai. Sebab bisa saja, orang tersebut memiliki maksud buruk atau bahkan berniat mencuci otak Anda.
Menurut Margaretha, konsep pencucian otak merupakan terminologi yang sangat umum. Dari perspektif komunikasi, pelaku kejahatan ini mendekati calon korban dengan proses persuasi. Proses yang secara sadar bertujuan untuk mempengaruhi orang berperilaku sesuatu.
"Pencucian otak sangat bisa berhasil dengan proses persuasi yang sangat profesional. Bisa dengan teknik lowball atau juga sugesti," kata Psikolog Universitas Airlangga (Unair), Margaretha, S.Psi., G.Dip. Psych., M.Sc saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (11/4/2011).
Teknik lowball, lanjut Margaretha, biasanya diawali dengan sebuah permintaan halus. Permintaan ringan yang disodorkan berlangung terus menerus. Misalnya, seseorang meminta pertolongan secara materil.
"Kejahatan dengan teknik lowball ini dilakukan dengan jangka waktu lama dan dilakukan secara berulang-ulang pada korban yang sama. Semakin lama, si pelaku semakin memberikan permintaan yang semakin berat. Teknik pencucian otak ini dilancarkan kepada calon korban secara sadar," jelas wanita yang juga menjabat sebagai humas Fakultas Pasikologi Universitas Airlangga.
Sedangkan, teknik sugesti digunakan si pelaku dengan menyerang alam tak sadar calon korban. Biasanya masyarakat lebih akrab dengan teknik gendam. Calon korban diserang dalam posisi tenang yakni pada saat istirahat atau tahap gelombang otak mengarah tenang.
"Tipsnya, masyarakat harus lebih menyadari tentang keadaan dirinya,
menyadari proses yang dirinya sedang terlibat saat itu. Untuk teknik
lowball, biasanya yang diserang adalah orang bertipe mudah merasa
bersalah. Jadi saat diminta untuk berbuat sesuatu, tidak bisa menolak,"
terang Margaretha.
Tak jauh beda dengan teknik lowball, teknik sugesti juga harus diwaspadai. Kuncinya, masyarakat memang harus meningkatkan kesadaran diri. "Bila ada orang asing yang memberikan perhatian berlebihan, jangan ragu-ragu menolak. Biasanya pelaku-pelaku kejahatan tersebut mensugesti kita menuju ketenangan, bisa dengan memberikan kue atau bahkan mengajak ke suatu tempat," tandasnya.
Sebelumnya, Lian Febriani, PNS di Bagian Tata Usaha, Direktorat Bandar Udara, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan hilang sejak Kamis (7/4) lalu. Sebelum hilang, Lian dan teman sekantornya sempat makan siang di kantin Kementerian Informasi dan Komunikasi.
Usai makan siang, Lian mengatakan kepada temannya ia akan menemui seseorang di Jl Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun hingga jam pulang kantor Lian tidak pernah kembali ke kantornya.
Sejak menghilang, Lian juga tidak pernah menghubungi keluarga maupun rekan sekantornya. Saat ditemukan, ada yang aneh dari kondisi psikologis ibu satu anak tersebut. Dia tak mengenal lagi keluarganya. Termasuk dirinya sendiri.
Penampilan Lian juga berubah. Dia menjadi memakai cadar dan membawa dua buku bertema jihad. Lian juga mengaku ingin berjihad. Dia ditemukan sendirian di Masjid At Ta'awwun, Puncak, Bogor pada Sabtu dan dijemput keluarga hari Minggu (10/4) subuh.
Tak jauh beda dengan teknik lowball, teknik sugesti juga harus diwaspadai. Kuncinya, masyarakat memang harus meningkatkan kesadaran diri. "Bila ada orang asing yang memberikan perhatian berlebihan, jangan ragu-ragu menolak. Biasanya pelaku-pelaku kejahatan tersebut mensugesti kita menuju ketenangan, bisa dengan memberikan kue atau bahkan mengajak ke suatu tempat," tandasnya.
Sebelumnya, Lian Febriani, PNS di Bagian Tata Usaha, Direktorat Bandar Udara, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan hilang sejak Kamis (7/4) lalu. Sebelum hilang, Lian dan teman sekantornya sempat makan siang di kantin Kementerian Informasi dan Komunikasi.
Usai makan siang, Lian mengatakan kepada temannya ia akan menemui seseorang di Jl Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun hingga jam pulang kantor Lian tidak pernah kembali ke kantornya.
Sejak menghilang, Lian juga tidak pernah menghubungi keluarga maupun rekan sekantornya. Saat ditemukan, ada yang aneh dari kondisi psikologis ibu satu anak tersebut. Dia tak mengenal lagi keluarganya. Termasuk dirinya sendiri.
Penampilan Lian juga berubah. Dia menjadi memakai cadar dan membawa dua buku bertema jihad. Lian juga mengaku ingin berjihad. Dia ditemukan sendirian di Masjid At Ta'awwun, Puncak, Bogor pada Sabtu dan dijemput keluarga hari Minggu (10/4) subuh.
Waspadai Kejahatan dengan Modus Cuci Otak
Surabaya - Jangan terlanjur
senang apabila ada orang tak dikenal memberi perhatian lebih pada Anda.
Perhatian instan itu tetap harus diwaspadai. Sebab bisa saja, orang
tersebut memiliki maksut buruk atau bahkan berniat mencuci otak Anda.
Psikolog dari Universitas Airlangga, Margaretha mengajak kita untuk mewaspadai tren kejahatan yang marak belakangan ini.
Menurut Margaretha, konsep pencucian otak merupakan terminologi yang sangat umum. Dari perspektif komunikasi, pelaku kejahatan ini mendekati calon korban dengan proses persuasi. Proses yang secara sadar bertujuan untuk mempengaruhi orang berperilaku sesuatu.
"Pencucian otak sangat bisa berhasil dengan proses persuasi yang sangat profesional. Bisa dengan teknik lowball atau juga sugesti," kata Psikolog Universitas Airlangga (Unair), Margaretha, S.Psi., G.Dip. Psych., M.Sc saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (11/4/2011).
Teknik lowball, lanjut Margaretha, biasanya diawali dengan sebuah permintaan halus. Permintaan ringan yang disodorkan berlangung terus menerus. Misalnya, seseorang meminta pertolongan secara materiil.
"Kejahatan dengan teknik lowball ini dilakukan dengan jangka waktu lama dan dilakukan secara berulang-ulang pada korban yang sama. Semakin lama, si pelaku semakin memberikan permintaan yang semakin berat. Teknik pencucian otak ini dilancarkan kepada calon korban secara sadar," jelas wanita yang juga menjabat sebagai Humas Fakultas Pasikologi Universitas Airlangga.
Sedangkan, teknik sugesti digunakan si pelaku dengan menyerang alam tak sadar calon korban. Biasanya masyarakat lebih akrab dengan teknik gendam. Calon korban diserang dalam posisi tenang yakni pada saat istirahat atau tahap gelombang otak mengarah tenang.
"Tipsnya, masyarakat harus lebih menyadari tentang keadaan dirinya, menyadari proses yang dirinya sedang terlibat saat itu. Untuk teknik lowball, biasanya yang diserang adalah orang bertipe mudah merasa bersalah. Jadi saat diminta untuk berbuat sesuatu, tidak bisa menolak," terangnya.
Tak jauh beda dengan teknik lowball, teknik sugesti juga harus diwaspadai. Kuncinya, masyarakat memang harus meningkatkan kesadaran diri. "Bila ada orang asing yang memberikan perhatian berlebihan, jangan ragu-ragu menolak. Biasanya pelaku-pelaku kejahatan tersebut mensugesti kita menuju ketenangan, bisa dengan memberikan kue atau bahkan mengajak ke suatu tempat," tandasnya.
Psikolog dari Universitas Airlangga, Margaretha mengajak kita untuk mewaspadai tren kejahatan yang marak belakangan ini.
Menurut Margaretha, konsep pencucian otak merupakan terminologi yang sangat umum. Dari perspektif komunikasi, pelaku kejahatan ini mendekati calon korban dengan proses persuasi. Proses yang secara sadar bertujuan untuk mempengaruhi orang berperilaku sesuatu.
"Pencucian otak sangat bisa berhasil dengan proses persuasi yang sangat profesional. Bisa dengan teknik lowball atau juga sugesti," kata Psikolog Universitas Airlangga (Unair), Margaretha, S.Psi., G.Dip. Psych., M.Sc saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (11/4/2011).
Teknik lowball, lanjut Margaretha, biasanya diawali dengan sebuah permintaan halus. Permintaan ringan yang disodorkan berlangung terus menerus. Misalnya, seseorang meminta pertolongan secara materiil.
"Kejahatan dengan teknik lowball ini dilakukan dengan jangka waktu lama dan dilakukan secara berulang-ulang pada korban yang sama. Semakin lama, si pelaku semakin memberikan permintaan yang semakin berat. Teknik pencucian otak ini dilancarkan kepada calon korban secara sadar," jelas wanita yang juga menjabat sebagai Humas Fakultas Pasikologi Universitas Airlangga.
Sedangkan, teknik sugesti digunakan si pelaku dengan menyerang alam tak sadar calon korban. Biasanya masyarakat lebih akrab dengan teknik gendam. Calon korban diserang dalam posisi tenang yakni pada saat istirahat atau tahap gelombang otak mengarah tenang.
"Tipsnya, masyarakat harus lebih menyadari tentang keadaan dirinya, menyadari proses yang dirinya sedang terlibat saat itu. Untuk teknik lowball, biasanya yang diserang adalah orang bertipe mudah merasa bersalah. Jadi saat diminta untuk berbuat sesuatu, tidak bisa menolak," terangnya.
Tak jauh beda dengan teknik lowball, teknik sugesti juga harus diwaspadai. Kuncinya, masyarakat memang harus meningkatkan kesadaran diri. "Bila ada orang asing yang memberikan perhatian berlebihan, jangan ragu-ragu menolak. Biasanya pelaku-pelaku kejahatan tersebut mensugesti kita menuju ketenangan, bisa dengan memberikan kue atau bahkan mengajak ke suatu tempat," tandasnya.
Psikolog: Pendoktrinan Tak Bisa Dilakukan dalam Waktu Singkat
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Ahli psikologi
mengakui adanya proses pencucian otak sebagai upaya doktrinasi terhadap
seseorang. Namun, pendoktrinan tidak bisa dilakukan dalam waktu yang
singkat.
"Menurut teori, pendoktrinan itu perlu waktu yang lama, tidak bisa dalam waktu yang singkat," kata Kepala Dinas Psikologi Polda Metro Jaya AKBP Nurcahyo, Jumat (15/4/2011).
Nurcahyo mengatakan, doktrinasi memerlukan proses dan tahapan-tahapan tertentu. Ia katakan, pencucian otak, sangat berbeda dengan hipnotis model gendam.
"Kalau hipnotis model gendam, waktunya cepat dan sesaat manusia bisa kembali sadar," katanya.
Ia menjelaskan, pencucian otak adalah ideologi yang ditanamkan sedemikian rupa, sehingga subjek bisa memiliki keyakinan di alam bawah sadarnya.
"Sehingga menyekat kesadarannya, daya ingat dan memorinya," katanya.
Dalam proses pencucian otak ini, memori lama si subjek diangakat dan ditanamkan memori baru. Proses pencucian otak ini, akan menumbuhkan sosok subjek yang berbeda dengan yang terdahulu.
"Menurut teori, pendoktrinan itu perlu waktu yang lama, tidak bisa dalam waktu yang singkat," kata Kepala Dinas Psikologi Polda Metro Jaya AKBP Nurcahyo, Jumat (15/4/2011).
Nurcahyo mengatakan, doktrinasi memerlukan proses dan tahapan-tahapan tertentu. Ia katakan, pencucian otak, sangat berbeda dengan hipnotis model gendam.
"Kalau hipnotis model gendam, waktunya cepat dan sesaat manusia bisa kembali sadar," katanya.
Ia menjelaskan, pencucian otak adalah ideologi yang ditanamkan sedemikian rupa, sehingga subjek bisa memiliki keyakinan di alam bawah sadarnya.
"Sehingga menyekat kesadarannya, daya ingat dan memorinya," katanya.
Dalam proses pencucian otak ini, memori lama si subjek diangakat dan ditanamkan memori baru. Proses pencucian otak ini, akan menumbuhkan sosok subjek yang berbeda dengan yang terdahulu.
"Tujuan brainwash (pencucian otak) adalah membentuk sosok seperti yang diinginkan si pelaku pencuci otak," katanya.
Ia melanjutkan, seseorang yang telah dicuci otaknya dapat kembali pulih. Salah satu metode yang digunakan dalam pemulihan korban pencucian otak adalah dengan hipnoterapi.
"Hipnoterapi ini seperti hipnotis, tapi dengan kesepakatan klien dengan pelaku hipnotisnya, dalam rangka terapi atau penyembuhan untuk melepaskan beban yang ada," jelasnya.
Dalam proses penyembuhan ini, kata dia, juga memerlukan waktu yang cukup lama. "Tergantung berat/ringannya dan besar/kecilnya kadar doktrin yang dialami subjek," ujar dia.
Setelah mendapatkan hipnoterapi, subjek akan mendapatkan memori lamanya. Termasuk, memorinya selama dicuci otaknya.
"Ada metode tertentu yang bisa memunculkan ingatan dia saat dicuci otaknya," ujarnya.
Lebih jauh, Nurcahyo mengatakan, hipnoterapi dapat mengetahui apakah seseorang betul telah dicuci otaknya atau tidak. Dalam kasus seperti Laila Febriani alias Lian (26), pihaknya belum bisa mengetahui apakah dia telah mengalami pencucian otak atau tidak.
Ia melanjutkan, seseorang yang telah dicuci otaknya dapat kembali pulih. Salah satu metode yang digunakan dalam pemulihan korban pencucian otak adalah dengan hipnoterapi.
"Hipnoterapi ini seperti hipnotis, tapi dengan kesepakatan klien dengan pelaku hipnotisnya, dalam rangka terapi atau penyembuhan untuk melepaskan beban yang ada," jelasnya.
Dalam proses penyembuhan ini, kata dia, juga memerlukan waktu yang cukup lama. "Tergantung berat/ringannya dan besar/kecilnya kadar doktrin yang dialami subjek," ujar dia.
Setelah mendapatkan hipnoterapi, subjek akan mendapatkan memori lamanya. Termasuk, memorinya selama dicuci otaknya.
"Ada metode tertentu yang bisa memunculkan ingatan dia saat dicuci otaknya," ujarnya.
Lebih jauh, Nurcahyo mengatakan, hipnoterapi dapat mengetahui apakah seseorang betul telah dicuci otaknya atau tidak. Dalam kasus seperti Laila Febriani alias Lian (26), pihaknya belum bisa mengetahui apakah dia telah mengalami pencucian otak atau tidak.
BEST PARANORMAL & PAKAR AURA JOMBANG
Kami Siap Membantu Masalah: Kunci Kelamin, Puter Giling, Pengasihan, Pelet, Gendam, Tolak Santet, Aura, Karir, Usaha, Jabatan, Rumah Tangga, PIL/WIL, Penglaris, Susuk, Susuk Emas, Susuk Berlian, Pengeretan, Pemikat, Rukyah, Pagar Diri, Pagar Usaha, Gurah, 03217477887, DIJAMIN! BEST PARANORMAL & PAKAR AURA JOMBANG Kami Siap Membantu Saudara Se Indonesia: Banyuwangi, Batu, Besuki & Blitar, Bojonegoro, bondowoso, Candi, & Dampit, Gempol, Gresik, Jember & Jombang, Kediri, Lamongan, Lumajang & Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto & Mojosari, Nganjuk, Ngawi, Paciran & Pamekasan, Pandaan, Pasuruan, Pare & Probolinggo,Sampang, Sidoarjo, Situbondo & Sumenep, Surabaya, Taman, Tanggulangin & Trenggalek, Tuban, Tulungagung, Waru, Wates & Wlingi,Ambarawa, Banyumas, Batang & Blora, Boyolali, Brebes, Buaran & Bumiayu, Cepu, Cilacap, Demak & Grogol, Jatibarang, Jepara, Kalikotes & Kaliwungu, Karanganom, Karanganyar, Kartosuro & Kebumen,Kendal, Klaten, Kudus & Lasem, Magelang, Muntilan, Ngemplak & Pati, Pekalongan, Pemalang, Ponorogo & Prambanan, Purbalingga, Purwodadi, Purwokerto & Purworejo, Rembang, Salatiga, Semarang & Slawi, Sragen, Surakarta, Tegal & Temanggung, Ungaran, Wonogiri, Wonosari & Wonosobo, Bandung, Batu Jajar, Bekasi & Bogor, Bojong Gede, Ciamis, Cianjur & Cibinong, Cikampek, Cikarang, Cimahi & Cirebon, Depok, Garut, Indramayu & Jatibarang, Karawang, Ketapang, Kuningan & Lembang, Majalaya, Majalengka, Padalarang & Palabuhanratu, Pamulang, Parung, Purwakarta & Rengasdengklok, Sawangan, Soreang, Subang & Sukabumi, Sukaraja, Sumedang, Tambun & Tasikmalaya, Banda Aceh, Bireun, Sabang & Langsa, Kuala Simpang, Lhokseumawe, Meulaboh & Sigli, Denpasar, Karangasem, Klungkung & Kuta, Negara, Singaraja, Tabanan & Ubud, Bangka Belitung, Manggar, Mentok & Pangkal Pinang, Sungai Liat, Tanjung Pandan & Toboali Rias, Kosambi, Kresek, Labuhan & Pandegelang, Pasarkemis, Pondok Aren, Rangkasbitung & Sepatan, Serang, Serpong, Tangerang & Teluknaga , Bengkulu & Curup, Gorontalo, Jambi, Kualatungka, Mendahara, Simpang & Sungaipenuh, Manis Mata, Pemangkat, Pontianak, Singkawang & Sungairaya, Amuntai, Banjarmasin, Barabai, Kota Baru, Martapura & Pulau Sembilan, Kualakapuas, Palangka Raya, Pangkalanbuun & Sampit, Balikpapan, Bontang, Loa Janan, Samarinda, Sembakung, Tanjung Redeb & Tarakan, Bandar Lampung, Gadingrejo, Kota Bumi, Metro, Pringsewu & Terbanggi Besar, Maluku, Amahai, Ambon, Tual, Ternate & Tidore, NTB, Bima, Labu Api, Mataram, Praya & Sumbawa, NTT, Atambua, Ende, Kupang, Maumere & Waingapu, Biak, Jaya Pura, Manokwari, Maumere & Sorong, Riau, Bengkalis, Dumai, Pekanbaru, Batam & Tanjung Pinang, Bone, Majene, Makasar & Polewali, Baolan, Luwuk, Palu & Poso, Bau Bau, Binongko, Kotabu & Kendari, Bitung, Manado, Mobagu, Tomohon & Tondano, Bukit Tinggi, Padang Panjang/Pariaman & Solok, Baturaja, Lahat, Lubuk Lingau & Palembang, Binjai, Lubuk Pakam, Medan, Sibolga & Tanjung Balai, Bantul, Jetis, Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul, Yogjakarta.
Kami Siap Membantu Masalah: Kunci Kelamin, Puter Giling, Pengasihan, Pelet, Gendam, Tolak Santet, Aura, Karir, Usaha, Jabatan, Rumah Tangga, PIL/WIL, Penglaris, Susuk, Susuk Emas, Susuk Berlian, Pengeretan, Pemikat, Rukyah, Pagar Diri, Pagar Usaha, Gurah, 03217477887, DIJAMIN! BEST PARANORMAL & PAKAR AURA JOMBANG Kami Siap Membantu Saudara Se Indonesia: Banyuwangi, Batu, Besuki & Blitar, Bojonegoro, bondowoso, Candi, & Dampit, Gempol, Gresik, Jember & Jombang, Kediri, Lamongan, Lumajang & Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto & Mojosari, Nganjuk, Ngawi, Paciran & Pamekasan, Pandaan, Pasuruan, Pare & Probolinggo,Sampang, Sidoarjo, Situbondo & Sumenep, Surabaya, Taman, Tanggulangin & Trenggalek, Tuban, Tulungagung, Waru, Wates & Wlingi,Ambarawa, Banyumas, Batang & Blora, Boyolali, Brebes, Buaran & Bumiayu, Cepu, Cilacap, Demak & Grogol, Jatibarang, Jepara, Kalikotes & Kaliwungu, Karanganom, Karanganyar, Kartosuro & Kebumen,Kendal, Klaten, Kudus & Lasem, Magelang, Muntilan, Ngemplak & Pati, Pekalongan, Pemalang, Ponorogo & Prambanan, Purbalingga, Purwodadi, Purwokerto & Purworejo, Rembang, Salatiga, Semarang & Slawi, Sragen, Surakarta, Tegal & Temanggung, Ungaran, Wonogiri, Wonosari & Wonosobo, Bandung, Batu Jajar, Bekasi & Bogor, Bojong Gede, Ciamis, Cianjur & Cibinong, Cikampek, Cikarang, Cimahi & Cirebon, Depok, Garut, Indramayu & Jatibarang, Karawang, Ketapang, Kuningan & Lembang, Majalaya, Majalengka, Padalarang & Palabuhanratu, Pamulang, Parung, Purwakarta & Rengasdengklok, Sawangan, Soreang, Subang & Sukabumi, Sukaraja, Sumedang, Tambun & Tasikmalaya, Banda Aceh, Bireun, Sabang & Langsa, Kuala Simpang, Lhokseumawe, Meulaboh & Sigli, Denpasar, Karangasem, Klungkung & Kuta, Negara, Singaraja, Tabanan & Ubud, Bangka Belitung, Manggar, Mentok & Pangkal Pinang, Sungai Liat, Tanjung Pandan & Toboali Rias, Kosambi, Kresek, Labuhan & Pandegelang, Pasarkemis, Pondok Aren, Rangkasbitung & Sepatan, Serang, Serpong, Tangerang & Teluknaga , Bengkulu & Curup, Gorontalo, Jambi, Kualatungka, Mendahara, Simpang & Sungaipenuh, Manis Mata, Pemangkat, Pontianak, Singkawang & Sungairaya, Amuntai, Banjarmasin, Barabai, Kota Baru, Martapura & Pulau Sembilan, Kualakapuas, Palangka Raya, Pangkalanbuun & Sampit, Balikpapan, Bontang, Loa Janan, Samarinda, Sembakung, Tanjung Redeb & Tarakan, Bandar Lampung, Gadingrejo, Kota Bumi, Metro, Pringsewu & Terbanggi Besar, Maluku, Amahai, Ambon, Tual, Ternate & Tidore, NTB, Bima, Labu Api, Mataram, Praya & Sumbawa, NTT, Atambua, Ende, Kupang, Maumere & Waingapu, Biak, Jaya Pura, Manokwari, Maumere & Sorong, Riau, Bengkalis, Dumai, Pekanbaru, Batam & Tanjung Pinang, Bone, Majene, Makasar & Polewali, Baolan, Luwuk, Palu & Poso, Bau Bau, Binongko, Kotabu & Kendari, Bitung, Manado, Mobagu, Tomohon & Tondano, Bukit Tinggi, Padang Panjang/Pariaman & Solok, Baturaja, Lahat, Lubuk Lingau & Palembang, Binjai, Lubuk Pakam, Medan, Sibolga & Tanjung Balai, Bantul, Jetis, Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul, Yogjakarta.